Gunung Kidul, kini tidak lagi
terkenal sebagai daerah yang tandus ataupun daerah yang bila musim kemarau
selalu kekurangan air, tapi kini Gunung Kidul telah menjelma menjadi sebuah
daerah yang terkenal dengan pantai eksotis nan perawan yang jarang terjamah
manusia. Ya, memang betul, Gunung Kidul memiliki deretan pantai pasir putih
yang tidak kalah dengan pantai di Bali maupun di Lombok, sebut saja pantai yang
sedang naik daun seperti pantai Indrayanti, Siung, maupun Ngobaran. Pantai-pantai
nan eksotis yang lain pun terus bermunculan, bagaikan jamur di musim hujan. Jarak
tempuh yang jauh dari kota Yogyakarta dan jalan yang menanjak tidak menyurutkan
animo wisatawan untuk menjelajah pantai di Gunung Kidul.
Beberapa waktu yang lalu saya
berkesempatan untuk menjamah salah satu pantai baru di sana, pantai tersebut
bernama Pok Tunggal. Karena kita berangkat cuma berempat maka perjalanan cukup
lancar tanpa ada acara ngaret mengaret. Tanpa basa-basi kita langsung capcus
berangkat, tak lupa isi amunisi dulu (beli bensin.red). Beberapa jam kemudian
setelah melewati jalan berliku nan menanjak yang berasa naik jet coaster kita
pun sampai di daerah pantai Indrayanti, karena kita belum tau tempatnya kami
pun iseng tanya ke petugas parkir, katanya 5 km lagi dari pantai Indrayanti. Kita
pun makin semangat tancap gas. Tidak berapa lama kita menemukan papan sederhana
sebagai petunjuk ke arah pantai Indrayanti yang dijaga oleh beberapa pemuda
setempat, mereka pun menyediakan kotak sumbangan sukarela, teman saya pun
memasukan uang entah berapa nominalnya. Kita makin semangat aja ne, semakin
penasaran dengan penampakan pantai Pok Tunggal nan eksotis. Jadi pantai Pok Tunggal
itu lokasinya ada disebelah timur pantai Indrayanti, sebelum pantai Siung. Jangan
berharap jalan menuju pantai tersebut mulus dan beraspal, untuk menuju pantai
tersebut kita harus melalui jalan berbatu bak sungai mati, enggak kebayang deh
gimana jadinya kalau hujan turun, pasti licin banget. Beberapa meter berjalan,
jalan berganti dengan jalan semen yang lebih halus, hati pun merasa lega, eits
kelegaan itu tidak berlangsung lama, karena jalan berbatu sudah kembali menanti
di depan mata. Perlu diketahui jalan menuju pantai Pok Tunggal selang seling
antara jalan berbatu dan jalan semen, kenapa nggak sekalian berbatu semua atau semen
semua, huwalah itu khan bisa menimbulkan kecemburan sosial. Hahaha #emeng epeh.
Ternyata untuk mendapat hasil yang baik
harus dengan proses yang tak mudah, ujung jalan sudah mulai menghilang,
panorama pantai berpasir putih dengan kombinasi birunya laut dan warna warni
payung sudah tersaji di depan mata, hanya satu kata “WOWnderful”.
Pantai Pok Tunggal |
Payung Pantai |
Bersama Kawan-kawan |
Beruntung kita sampai pada saat air
pasang, jadi air laut sudah tersaji di depan mata dan puas main airnya, karena
saat air surut tentu kita hanya akan menjumpai karang nan tajam. Puas foto-foto
kita lanjut ke pantai Wediombo, jaraknya 18 Km dari pantai Pok Tunggal. Tak
berapa lama kita pun sampai di pantai Wediombo, kendaraan parkir di atas,
sedangkan untuk menuju pantainya kita harus menuruni bukit, ya lumayan buat
olahraga. Pantai Wediombo di dominasi oleh bebatuan, yang sepertinya berasal
dari magma yang mengeras, entah berapa lama umur batu-batu tersebut. Pantainya agak
kotor oleh sampah dedaunan, tapi pantainya bagus kok, eksotis juga. Main air
lagi deh. Asek asek.
Pantai Wediombo |
Oke cukup sekian kisah perjalan ku
ke pantai Pok Tunggal dan Wediombo, masih banyak segudang pantai di Gunung
Kidul yang belum kita jamah, tunggu perjalananku selanjutnya ya.